Tempe: Alternatif Protein Nabati yang Ramah Lingkungan


Tempe: Alternatif Protein Nabati yang Ramah Lingkungan

Siapa yang tidak mengenal tempe? Makanan khas Indonesia yang terasa gurih dan lezat ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari menu sehari-hari masyarakat Indonesia. Selain rasanya yang enak, tempe juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan kita. Namun, tahukah kamu bahwa tempe juga merupakan alternatif protein nabati yang ramah lingkungan?

Menurut dr. Zaidul Akbar, seorang pakar gizi dari Universitas Indonesia, tempe merupakan sumber protein nabati yang sangat baik. “Tempe mengandung protein tinggi, serat, serta beberapa vitamin dan mineral yang penting bagi tubuh kita. Selain itu, tempe juga mengandung probiotik yang baik untuk kesehatan saluran pencernaan,” ujar dr. Zaidul.

Selain kaya gizi, tempe juga ramah lingkungan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, produksi tempe jauh lebih efisien dibandingkan dengan produksi daging hewan. “Untuk memproduksi 1 kilogram tempe, hanya dibutuhkan sekitar setengah kilogram kedelai. Sementara untuk memproduksi 1 kilogram daging sapi, dibutuhkan ratusan kilogram pakan dan ribuan liter air,” jelas dr. Zaidul.

Tak hanya itu, tempe juga dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Menurut riset yang dilakukan oleh Greenpeace, pengurangan konsumsi daging hewan dan beralih ke protein nabati seperti tempe dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 50%.

Dengan segala manfaatnya, tak heran jika tempe semakin populer di kalangan masyarakat. “Saya sudah beralih ke tempe sebagai sumber protein utama dalam makanan sehari-hari saya. Selain enak, saya juga merasa lebih sehat dan turut berkontribusi dalam pelestarian lingkungan,” ujar Maya, seorang ibu rumah tangga.

Jadi, mulai sekarang, mari kita lebih memperhatikan konsumsi protein nabati seperti tempe. Selain untuk kesehatan kita, juga untuk menjaga kelestarian lingkungan. Tempe memang bukan hanya makanan lezat, namun juga solusi yang ramah lingkungan.